Jumat, 18 Juli 2008
Jalan Menuju Sukses Bisnis Berbeda-Beda
Sebagai orang yang hampir tiap minggu bertemu entrepreneur sukses dari
skala UKM hingga konglomerat yang punya ratusan perusahaan dan punya
pesawat pribadi, saya sering ditanya sobat2 dan kawan yang baru
merintis bisnis sendiri. "Dari pertemuan dan perkenalan dengan mereka,
apah sih sebenarnya rahasa sukses bisnis mereka? Kenapa sih kok mereka
bisa sukses dan bisnis mereka bisa membesar hingga skala korporasi?".
Tidak mudah menjawab pertanyaan seperti ini. Tapi kalau kalau saya
boleh memberikan beberapa catatan dari yang saya dapatkan
informasinya, bahwa jalan menuju sukses itu bisa berbeda-beda, sesuai
pengalaman dan konteks bisnisnya masing-masing. Ada yang mengatakan
kunci sukses berbisnis adalah 'menjaga kepercayaan karena dari
dipercayalah kemudian muncul trust dari para mitra kita, termasuk
pembeli". Biasanya mereka yang mengatakan seperti ini bisnisnya di
bidang jasa dan bisnis banyak berurusan dengan klien-klien besar
secara B2B. Dua kenalan saya yang satu kontraktor bisnis pertambangan
dan satunya pengusaha kurir sama-sama mengatakan 'kunci sukses ialah
menyenangkan orang lain dan menjaga hubungan baik". Bisa jadi karena
dia banyak pelanggan korporat dan pekerjaan dia harus menservis setiap
demand dari klien -- dalam artian positif, bukan menyogok.
Sementara kawan yang bisnisnya garmen, fashion, dan consumer good,
cenderung mengatakan, "inti sukses berbisnis ialah membangun merek,
membangun nama baik di hadapan semua konsumen. Karena itu tahapan
tersulit ialah membangun merek dari produk kita agar dikenal konsumen
secara luas, diakui sebagai produk yang baik dan dibeli". Pendapat ini
tentu saja juga betul, sesuai konteks industri yang digeluti.
Bahkan diantara sesama pengusaha yang bisnisnya sama-sama B2B, atau
sama retil ke mass consumer pun pendapatnya masih bisa berbeda-beda.
Karena momentum sukses dari masing-masing orang itu juga beragam.
Kalau ada diantara kawan2 yang sudah sudah membaca buku baru terbitan
Gramedia "10 PENGUSAHA YG SUKSES MEMBANGUN BISNIS DARI 0" tulisan saya
(Sudarmadi), mungkin bisa lihat contoh Pak Roni Lukito, pengusaha tas
dari Bandung. Pak Roni ini punya merek tas yang amat terkenal di
Indonesia seperti Exsport, Eiger, Bodypac, dll. Beliau hanya lulusan
STM tapi sukses dan punya ribuan karyawan. Nah, saya lihat momentum
yang membuat beliau bisa berkembang itu setelah dia diterima sebagai
pemasok di Matahari. Untuk bisa diterima sebagai pemasok Matahari ia
ditolak 13 kali, tapi terus mencoba dan kemudian setelah 13 kali baru
berhasil diterima. Dari sinilah ia mulai mendapatkan 'ruang' untuk
membuktikan bahwa produknya memang baik dan digemari konsumen.
(Catatan: Pak Roni ini pengusaha sukses yg sangat low profile yang
nggak pernah diwawancara media, makanya profilnya nggak pernah
kelihatan di media massa. Saya beruntung sekali bisa dipercaya beliau
sehingga mau saya profilkan).
Saya lihat, meskipun beliau ini sekarang bisnisnya sudah
bermacam-macam, termasuk sukses membangun komplek-komplek perumahan
mewah di Bandung dan bahkan punya klub pacuan kuda dan segala
fasilitas lapangannya, namun momentum yang membuat dia sukses ialah
ketika ia diterima sebagai pemasok di Matahari saat merintis bisnis
tas itu. Karena dari situlah jalannya menjadi lebih lempang dan cepat.
Saya kira tugas kawan2 yang ingin sukses membangun usaha sendiri ialah
'menemukan momentum seperti itu dan kalau sudah ketemu lalu
menggenjotnya' . Kalau istilahnya Hermawan Kertajaya, menemukan
G-Spot-nya. Maka kita tidak boleh lelah mencari 'kendaraan' agar bisa
menemukan momentum seperti itu.
Tentu saja kita juga harus selalu rendah hati untuk belajar dari
banyak orang. Entah kebetulan atau tidak, ternyata sebagain besar
pengusaha sukses yang saya temui, juga sangat menyukai bacaan dan
buku2 yang mendorong, seperti biografi mereka2 yang telah terbukti
sukses. Mereka rajin menggali inspirasi dari berbagai sumber.
Contohnya pengusaha kurir, Pak Budiyanto yang juga diprofilkan di buku
'10 Pengusaha Sukses..." ternyata beliau sudah sangat sering membaca
profil pengusaha-pengusaha sukses sejak masih mahasiswa D3 UGM. Entah
dari buku, majalah, koran, dll. Saya kira pilihan 'suka membaca'
seperti itu bisa dimengerti karena kalau kita sendiri mungkin belum
tentu bisa ketemu pengusaha besar si A, B, dan C -- kalau harus
mendengar dia ceramah di sebuah sesi seminar mungkin biayanya diatas
Rp 2 juta -- namun kita bisa mengakses lebih murah cara2 berpikir dan
kiat mereka dari hasil wawancara dengan media tertentu atau buku.
Disini, message-nya, sebenarnya orang sukses itu ialah orang mau
berendah hati untuk selalu belajar, bisa dari buku2 bacaan dan media
massa, bisa juga dari pembicaraan langsung dengan pengusaha yang telah
lebih dulu sukses. Dan tentu saja juga orang yang selalu berusaha
terus-menerus tanpa putus asa. Ibarat batu, sekeras-kerasnya batu
kalau tiap hari kena tetesan air, lama-lama akan tergerus juga dan
lama-lama batu itu bisa habis. Kita semua ini adalah air yang terus
menetes itu. Selama kita tidak pernah lelah untuk 'menetes' maka
yakinlah bahwa batu-batu itu akan habis. Dan jangan lupa, dalam setiap
mengeluarkan 'tetesan' itu seraya bersyukur dan mengingat Sang
Pencipta agar semua tetesan kita diberkahi. Jangan sampai kita sukses
berbisnis tapi hati kita gersang kan?...
Semoga usaha kawan2 semua sukses sesuai rencana dan diberkati. Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)