Sekitar jam 03.45 Shubuh di hari Minggu kami dibangunkan oleh salah seorang pengurus PW untuk mengajak turun Sajadah Fajar. Meskipun awalnya saya tidak tahu menahu apa itu sajadah fajar, namun saya mengiakan saja untuk ikut. Setelah bangun saya pergi ke toilet untuk cuci muka dan sekalian ambil wudhu. Di luar secretariat rupanya beberapa orang PW Kalbar telah menyediakan motor untuk mengangkut kami ke rumah Kak Aswandi (KB PII, sekarang bekerja sebagai Dekan FKIP Untan) yang rupanya telah menunggu kami dengan mobilnya yang siap untuk berangkat. Sesampai di rumah Kak Aswandi itu kami langsung naik mobil dan motor diletakan di rumahnya.
Sebetulnya saya masih bertanya-tanya kemanakah gerangan shubuh-shubuh begini, kalau untuk Sholat Shubuh berjama’ah kenapa pakai mobil segala, sedangkan masjid dekat dari rumah tempat kami menginap. Tapi saya tidak enak bertanya di waktu shubuh begini disamping saya juga sedang terkantuk-kantuk. Saya hanya menikmati saja perjalanan itu, di sepanjang jalan yang kami lewati, saya melihat kendaraan berupa mobil dan motor telah banyak merangkak dikegelapan Shubuh. Saya terheran, mobil-mobil yang terlihat semuanya mobil bagus dan banyak pula yang berplat nomor berwarna merah dan mobil-mobil itu bergerak kearah yang sama.
Setelah beberapa menit perjalanan, kendaraan-kendaraan itu memasuki lahan parkir sebuah masjid, begitupun dengan mobil yang kami tumpangi. Mobil kami agak kesulitan mencari parkir karena kendaraan yang telah duluan datang telah memadati lahan parkir. Setelah berhenti kami dipersilahkan oleh KB yang mengajak kami ini untuk turun dan mempersilahkan untuk masuk masjid.
Begitu keluar mobil saya amat terkejut melihat banyaknya jama’ah Shubuh di masjid tersebut dan hampir semuanya memakai pakaian serba putih. Awalnya saya merasa minder untuk masuk masjid karena pakaian yang saya kenakan semuanya serba hitam, bertolak belakang dengan apa yang saya lihat, “pokoknya beda sendirilah”. Tapi saya tetap enjoylah karena ngak mungkin untuk pulang lagi mengganti pakaian.
Karena wudhu’ saya batal, saya terlebih dahulu pergi mengambil wudhu’, kemudian masuk masjid dan melakukan Sholat Tahyatul masjid. Sesudah Sholat, saya dipanggil oleh salah seorang KB yang kebetulan adalah KB yang kami datangi tadi malam dan beliaulah yang mengasih tahu acara Sajadah Fajar ini. Teman-teman di PW Kalbar biasa memanggil KB itu dengan Kak Munir, beliau sehari-hari bertugas sebagai Assisten II Gubernur Provinsi Kalbar dan beliau merupakan ketua penyelenggara sajadah fajar tersebut. Kak Munir kemudian memperkenalkan saya dengan jama’ah yang datang seperti Sekda, Assisten I Pemprov Kalbar, Kepala Dinas dan KB PII yang lainnya yang kebetulan hadir Shubuh itu. Dalam perkenalan singkat tersebut, Kak Munir mengatakan maksud dan tujuan saya selaku PB PII datang ke Kalimantan Barat. Dari perkenalan singkat itu semua mereka menyatakan dukungan dan antusias terhadap penyelenggaraan Muktamar yang akan diadakan di Pontianak.
Azan Shubuh berkumandang dan seluruh jama’ah yang lagi bertemu ramah setelah Sholat sunnat, semuanya menghadap kiblat, kemudian diikuti dengan sholat Sunnat Rawatib dan Sholat Shubuh serta teriring pula dengan Sholat Sunnat Rawarib. Sehabis itu, Kak Munir maju ke depan untuk membuka acara Sajadah Fajar. Dalam pembukaannya Kak Munir menjelaskan tentang Sajadah fajar ini, beliau mengemukakan bahwa Sajadah Fajar ini adalah singkatan dari Sholat Shubuh berpindah-pindah di waktu fajar. Kegiatan ini dijalankan dari masjid ke masjid pada setiap Shubuh dan penyelenggaraan pada Shubuh ini merupakan penyelenggaraan yang ke-79 kalinya. Jumlah jama’ah yang mengikuti kegiatan ini terus meningkat jumlahnya sehingga sampai sudah tidak tertampung lagi di dalam masjid. Kak Munir juga menjelaskan maksud kegiatan ini dilakukan diantaranya adalah menyemarakan kegiatan Shubuh berjama’ah di masjid-masjid, selain itu juga bermaksud untuk menjalin ukhwah di antara jam’ah masjid serta sebagai pusat informasi tentang persoalan-persoalan keummatan.
Dalam pembukaan itu Kak Munir juga memperkenalkan saya sebagai PB PII kepada jama’ah. Beliau mengemukakan bahwa pada sa’at ini kita kedatangan tamu dari Jakarta yaitu dari PB PII. Maksud dan tujuannya datang ke Pontianak ini adalah dalam rangka meninjau persiapan PW PII Kalimantan Barat selaku tuan rumah Muktamar Nasional ke- 26 Pelajar Islam Indonesia (PII) yang akan diselenggarakan pada tanggal 5 -11 Juli 2008. “Bagi jama’ah yang pernah aktif dalam wadah PII, adik-adik kita ini memohon dukungan dan bantuannya demi suksesnya penyelenggaraan Muktamar tersebut”. Selain itu adik kita PB PII ini datang ke Pontianak juga bermaksud untuk mengelola kegiatan Advanced Training PII Kalbar dan bagi saudara2 KB PII yang ada waktu dipersilahkan datang malam nanti sehabis Sholat Isya dalam acara pembukaanya”.
Seterusnya Kak Munir mempersilahkan penceramah menaiki mimbar untuk memberikan kuliah Shubuh. Dalam siraman rohaninya penceramah menitikberatkan pembicaraannya pada makanan yang halal. Beliau mengungkapkan “makanlah seluruh apa yang ada diatas bumi selagi belum ada perintah yang mengharamkan memakannya”. Lebih kurang 15 menit ustad tersebut menjelaskan hal ini. Sesudah ustad mengakhiri ceramahnya, kemudian acara ditutup dengan sarapan Shubuh bersama-sama….
Sederhana memang acara Sajadah Fajar di atas tapi memiliki arti yang sangat besar. Allah berfirman “apabila telah selesai menunaikan Sholat Shubuh maka bertebaranlah kamu di atas bumi mencari rizki Allah”(Al qur’an). Berhubungan dengan ini ada beberapa hal yang ditakuti orang-orang non muslim terhadap umat Islam diantaranya adalah ketika umat Islam bangun dari tidurnya untuk menjalankan Sholat Shubuh berjama’ah dan kemudian diiringi usaha untuk mencari rizki Allah. Selain itu saya punya teman yang memegang prinsip, setelah selesai Sholat Shubuh, maka haram baginya untuk tidur lagi. Dari beberapa hal di atas, kalau kita tanyakan kepada ustad-ustad mengapa sebagian orang berlomba untuk memanfa’atkan waktu shubuh, maka mereka akan menjawab pada waktu shubuh itu terdapat fadhilah-fadhilah didalamnya dan pada waktu ini dibukakan pintu rezki yang selebar-lebarnya. Orang-orang yang tahu dengan inilah yang akan memakmurkan masjid di shubuh hari. Maka dari itu, mari kita lakukan pula gerakan seperti Sajadah Fajar ini di tempat kita dan mudah-mudahan kita tergolong kepada orang-orang yang mendapatkan keberuntungan……..Amin…